Thursday 30 December 2010

Unexpected

"Liz... ini lo bagus..." Tia menyeret Liza ke rak dekat pintu masuk. Mereka sedang berbelanja pernak pernik hiasan. Liza terkikik, "Aku belum selesai lihat yang sebelah situ, malah ditarik kesini...". Tia memegang sebuah vas bunga dengan tempelan cangkang kerang, "Jarang-jarang aku bisa maen ke Bali." Dia mendengus, menyeka keringat yang menetes didahinya dengan tisu, "udah hampir 3 hari disini gak nemu bule yang cucok. Minimal artis sapa getoooh..."
Liza geleng-geleng kepala melihat Tia lalu ia mengambil sebuah topi dan mencobanya, "Pantes gak?? Lagian ya Ti.. mana mungkin artis Hollywood liburan disini, lak dikerubuti kayak Julia Roberts syuting EPL."
Liza meletakkan topi dan menoleh keluar, kearah ramainya jalanan; Bali... Banyak turis dan orang lokal berlalu-lalang, mata Liza berkeliling, seperti mencoba mencari seulas wajah yang ia kenal hingga...
"Ti...Tia.. Tiaaaaa..." pekik Liza sambil lompat-lompat. Tia masih sibuk dengan kotak aksesoris dari tempurung kelapa, "Apa Liz... apa??".
Jari Liza menunjuk ke seberang jalan, "Itu.. itu looo.. Haduuh.. aq gak ngimpi kan??". Liza menepuk-nepuk pipinya, meyakinkan dirinya ia tidak sedang bermimpi, lalu ia mencolek-colek lengan Tia. Tia tampak tidak memperdulikan Liza. Liza merengut, lalu ia merenggut pipi tembem Tia dan menariknya, menolehkannya. Mata Tia melotot, dia melongo melihat seseorang diseberang jalan.
"Is that...." Tia gak percaya.
Liza mengangguk-angguk dan tersenyum, "Looks like it..".
Tia menggeleng, "Gak mungkin... Artis Hollywood macem dia kok, mana mungkin, mirip doank tuh... Dah, aq masih harus milih barang buat oleh-oleh nie".
Tia kembali sibuk dengan berbagai macam pernak-pernik ditoko. Liza menyipitkan matanya, hawa Bali yang panas mungkin saja menimbulkan fatamorgana. Tangan Liza menutupi sebagian dahinya, menghalangi silau sinar matahari, "Iya... mirip be'e ya...". Liza mengangkat bahunya, lalu ia mencoba kacamata dengan bingkai cangkang kerang.
"Hello girls..."
Tia dan Liza menoleh, mereka tercengang melihat si cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood berdiri didepan mereka dan menyapa mereka.
"Hi.." balas Liza. Tia meletakkan belanjaannya, tersenyum-senyum geje, "Ha...Haa.. Ha.."
Liza menyenggol Tia, "Hello...". Tia dan Liza saling berpandangan.
"How are you?" Liza berusaha memecah kegugupan.
Si cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood tersenyum, "Good.. I just wondering, could you girls help me?".
Mata Tia dengan seksama meneliti cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood. Celana surfing selutut warna coklat, biar pake sendal jepit tapi gak mati gaya, malah bikin cewek-cewek yang ngeliat ngos-ngosan - seenggaknya itu yang dialami Tia - kaos tanpa lengan warna putih polos, lengan yang liat dan otot-otot yang menonjol... Tato di lengan kanan dan kiri, benar-benar mirip dengan...

"You're not accidentally looks like Alex O'Loughlin, are you?" celetuk Tia tanpa dosa.
Liza melotot mendengar ucapan polos Tia. Liza menepuk jidatnya, "I'm sorry... what she's trying to say is..."
"What if I'm REALLY Alex O'Loughlin?" ujar si cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood.
Tia tertawa terbahak-bahak, "No, way.. There's no way my Alex "Commander Steve McGarrett" O'Loughlin having vacation in Bali. It's not like Hawaii is not good enough, rite Liz??"
Liza menggeleng dan melotot kearah Tia dan berbisik, "Emang dia ALEX O'LOUGHLIN.. Kamu lihat tuh tatonya!!! Mana ada orang punya tato mirip???".
Senyum dari wajah Tia menghilang, matanya tak berkedip menatap tato dilengan kanan dan kiri si cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood. Tia mengambil ponselnya, lalu ia membandingkan wallpaper diponselnya dengan si cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood yang sedang berdiri dan sedari tadi tersenyum.
"I..i..i..i.." Tia gelapan, "I'm so sorry...". Tia menutup mukanya, Liza terkikik melihat muka Tia yang memerah.
"Alex O'Loughlin" si cowok-seberang jalan-yang-mirip-artis-Hollywood yang ternyata memang Alex O'Loughlin mengulurkan tangan. Liza menggenggam tangan Alex yang kekar, "Liza.. and this is.."
"Tia.. you're biggest fans..." Tia menggenggam tangan Alex dan terus menerus mengatakan "I'm you're biggest fans." Alex tertawa, "Yes... I can see that."
"So.. you said you need our help, what can we do?" tanya Liza. Alex menjelaskan sambil mereka berjalan beriringan, "I need some surf equipments with reasonable price too.. Can you help me with that?".
Liza mengangguk, "Sure, we can help you...". Mereka bertiga lalu tampak keluar masuk beberapa toko peralatan surfing.
"Is that all you need?" ujar Liza. Alex mengangguk senang, "Yeah.. Thank you so much for helping me."
"We're happy to help you..." celetuk Tia dengan senyum geje dimukanya.
Alex tertawa, memamerkan deretan gigi putihnya, Tia mencengkeram lengan Liza. "Sakit,Tia..." Liza meringis.
"Would you girls like to have lunch with me? It's on me, as token of my gratitude.." Alex menawarkan sesuatu yang tidak akan ditolak oleh cewek manapun kecuali tu cewek lesbian.
Liza menggeleng, "We would love to, but we don't want to disturb your vacation. It's your private moment with your special one.. Rite, Tia?".
Tia memandangi Liza tak percaya, "Huh?? Really??"
Alex menggeleng, "I'm alone here.... But you two are my new friends, so, do we still have lunch together?".
"Yes.. We would love to..." kata Tia cepat sambil melirik ke arah Liza.
"Great.. But, can we return to my hotel, i don't like walking around with my shopping bags."
"We will go wherever you will go." celetuk Tia cepat.
Liza untuk kesekian kali menepuk jidatnya mendengar celetukan Tia. Lalu mereka kembali berjalan beriringan menuju hotel tempat Alex menginap. Tia dan Liza menunggu dilobi depan, duduk dideretan kursi dekat air mancur. Tak lama kemudian muncullah sesosok cowok yang dikenal Liza. Liza mencolek Tia yang sedang memandangi air mancur.
"Aduuh.. ancene ini hari keberuntunganku kok yaaa... Tia.. itu lo.. yang lagi dimeja resepsionis.. sapa hayooo..."
Tia ogah-ogah2an mengangkat kepalanya, bayang-bayang Alex O'Loughlin masih menempel dimatanya,"Sapa seh Liz... Kok kamu....". Tia melongo melihat sosok yang sedang menulis sesuatu dimeja resepsionis, "Gak mungkin.. ayolah... dengan satu milyar orang didunia, kenapa harus dia???" Tia meratap sebal, "Mana bajunya sama persis dengan Alex!! Maksute looooooo...". Tia menutup mukanya dan menggeleng-geleng kepalanya...
Liza mengedip jahil, "Tandanya, kamu masih mikirin Valentino Rossi..". Liza bangkit dari kursi dan,
"Excuse me, you are Valentino Rossi, right?". Sedetik kemudian Liza ngobrol dengan... yah.. benar.. Valentino Rossi...

Dan aku pun terbangun dari mimpiku... Why... Why you have to destroy my one sweet dream with Alex O'Loughlin, Vale?? WHHHHYYYYY??????? *nangis bombay*

Just for once, could you let me have one steamy, sexy dream with Alex O'Loughlin  or my other idols,please?? Please.. I beg you, get the bloody hell away from my DREAM!!!!

Eniwei, terima kasih Allah SWT udah kasih aku mimpi yang geje hakaakakakakakak

No comments:

Post a Comment